AKU ORANG TROPIK SEKARANG

AKU ORANG TROPIK SEKARANG

Kita harus mencintai matahari sekarang

Tomat – tomat yang merah

Kelinc – kelinci

Serta mata Aini yang manis

Setelah turun – temurun kulit kita coklat

Kita jadi bersikap negatif terhadap matahari

Ia telah terlalu memanjakan kita, kata Andrea

Membuatkan kita tanah – tanah yang subur dengan hujan

Dan membikin kita jadi suka nganggur :

Padi – padi alam

Sapi –sapi di padang

Sekarang kita harus mencintai matahari

Dengan cara kita sendiri tapi

Kita telah terlalu lekat dengan malam

Serta memabukkan diri dalam sejuknya

Padahal terhadap orang – orang kulit putih dari Eropa

Kita toh melirikkan mata

Kita harus berhasil membuat alat- alt dapur, mesin tenun

Yang digerakkan denan matahari

Untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan kita,

Di samping unit- init nuclear

Untuk memenuhi hasrat berpengetahuan kita

Tetapi toh jangan berkata:

Kita ganti saja matahari

Dengan satelit – sateli dan sinar- sinar ultra-

Supaya siang tiada terik,

Dan kulit kita jadi putih,

Da kita jadi makin ekatan bekerja

Sejarah generasi sekarang

Tidak sudi lagi mimpi- mimpi beginian

Karena itulah justru asalah terbesar negeri ini

Kita harus mencintai matahari sekarang

Dengan keharusan sejarah, dalam kodrat

Karena generasi demi generasi toh bangun olehnya

TLAH MENYELINAP KECEMASAN

Tlah menyelinap kecemasan

Diantara gerbong- gerbong tua

Dan pohonan kenari yang perkasa

- Sebuah malam dengan gerimis

Serta lampu yang temaram

Batang – batan lindap

- Kecemasan bagai bayang – bayang menyelinap

- Hei, siapa yang bersembunyi disitu?

Gerimis dalam malam biru

Riwis di jiwaku

Kecemasan macam apa pula

Yang merebak dalam batinku?

Kesangsian akan akhlak

Dalam ekonmi yang runyam ini

Lenyap, ke mana?

Tapi enapa benar

Kecemasan itu

Mesti menyelinap pula dalam diriku

Wahai, tanganku melambai, menggapai

Tak berdaya kepa – Mu

ABSRAKSI MAINAN LAKI- LAKI

Batang – batang baja yang kukuh meninggi

Dalam wujud menara – menara televisi

Para serdadu itu menderap dalam mars kemenangan

- Revolusi ini berubah jadi medan peperangan

Tetapi pun daunnya yang jatuh

Atau kucing yang kedinginan

Maka begitulah sesungguhnya kami ini

Dalam deru semangat

Dalam pikiran – pikiran cemerlang

Dalam perasaan – perasaan tulus

Seia dalam semua persoaln

- Bernyanyi waktu perang menjelang.

Tiada lagi kami biarkan

Tangan – tangan jahat yang perkasa

Menulikan kami akan lonceng – lonceng surgawi

Sebab memang begitlah sesungguhnya kami ini.
Advertisement